By Gugum Indra FIrdaus
Detik demi detik, menjadi menit,
menit demi menit, menjadi jam, jam demi jam, menjadi hari, hari demi hari,
menjadi minggu, minggu demi minggu, menjadi bulan, bulan demi bulan, maka
menjadi tahun. Entahlah..waktu serasa begitu cepat, walau terkadang ada
hari-hari tertentu yang terasa lebih lama dari biasanya, saat saat tatkala
serasa berjalan di atas duri yang menghujam, toh hari ini sampai angka
seperempat abad, 25 tahun. Ya..tahun ini saya dua puluh lima tahun telah
menghirup udara gratis yang disediakan Alloh SWT secara cuma-cuma.
Alhamdulillah, bagaimana saya tak
bersyukur ketika saya teringat saat memasangkan selang oksigen pada pasien saya
yang membutuhkan oksigen untuk menyambung hidupnya, mereka harus membayar
sekian rupiah per jam untuk setiap aliran oksigen, maka saat itu pula saya
sadar, betapa Alloh SWT maha pemurah dengan memberikan oksigen gratis (for free
24 hours) kemudian tubuh saya dapat mengambil oksigen tersebut untuk menunjang
berbagai proses molekuler yang ada dalam tubuh ini. Hingga dihasilkan energi
agar saya dapat beraktivitas sebagaimana mestinya.
Dua puluh lima, jika saya melihat
pada pelajaran Tarih Islam yang dulu saya terima, di angka dua puluh lima,
Rosululloh SAW telah menjadi seorang pemuda yang gagah, seorang pemuda pekerja
keras, seorang pedagang yang jujur, pengusaha yang sukses, dan di usia dua
puluh lima juga Baginda Rosululloh SAW menikah.
Lalu, bagaimana dengan saya? Pada
usia dua puluh lima tahun ini saya sangat tertinggal jauh dari Beliau, saya
belum mampu mandiri, bahkan saya masih sangat tergantung pada orang tua dan
kakak-kakak saya yang baik hatinya, semoga mereka berada dalam lindungan-Nya
dan bahagia selalu serta mendapat balasan yang sepadan dari yang Maha Kaya,
Maha Pengasih, dan Maha Penyayang. Aamiin...Pengusaha? Saya bukan, Pedagang?
Bukan, sodagar? Apalagi..saya hanya seorang manusia yang penuh kekurangan, yang
selalu ingin belajar.
Tahun ini, InsyaAlloh saya lulus
SD (Sekolah Dokter), saya hanya berharap, semoga kelak setitik ilmu yang tak
sempurna yang saya ketahui ini dapat bermanfaat bagi orang-orang di sekitar
saya, bagi keluarga, bagi agama, bangsa dan negara. Saya juga berharap semoga
saya mendapat kesempatan untuk senantiasa meningkatkan ilmu yang saya ketahui
setinggi-tingginya demi kemaslahatan umat dan dapat menjadi “cukang lantaran”
rezeki bagi saya dan keluarga, serta kesembuhan bagi orang sakit dari yang Maha
Penyembuh.
Rosululloh menikah dengan Siti
Khodijah RA pada usia dua puluh lima tahun, persis seperti usia saya sekarang. Lalu
bagaimana dengan saya? Urusan menikah, saya belum memiliki gambaran. Saya hanya
berdoa semoga segera bertemu jodoh yang Alloh SWT siapkan untuk
saya..Aamiin..:D
Hari ini, saya juga dapet suatu
pelajaran baru dari seorang adik yang sangat baik hatinya, juga kejutan yang
berkesan, terima kasih...:D semoga bermanfaat..
Laki-laki biasa-
Laki-laki biasa-
Artikel yang lain : Cintai Apa Adanya dan Nasi Uduk Betawi Ala Jawa.