Terkadang negara ini memang serasa
begitu aneh. Ketika putra bangsa yang jenius malah lebih memilih untuk bekerja
dan mencari nafkah di negeri orang. Putra bangsa yang harusnya merupakan aset
bangsa yang tak ternilai malah dinikmati oleh bangsa lain.
Bukan, ini bukan salah mereka. Mereka
mungkin hanya mencari penghidupan dan pekerjaan yang menurut mereka mungkin
lebih dihargai daripada di negeri sendiri. Atau mungkin mereka tak mendapat
dukungan di negeri yang belum mengetahui pentingnya ilmu mereka. Miris memang,
mengapa pemerintahan seakan menutup mata dan para pemimpinnya sibuk dengan
kepentingan pribadi dan golongannya sendiri-sendiri. Sibuk dengan pencitraan
diri agar terpilih kembali di pemilihan berikutnya atau yang tadinya belum
terpilih maka berikutnya terpilih.
Tengoklah ketika para pegawai
IPTN yang ditutup dengan alasan yang sulit diterima malah berhijrah ke negeri
benua seberang untuk melanjutkan hidup. Mereka bekerja dan membangun industri
pesawat terbang di negeri orang. Rupanya negara kita lebih suka untuk membeli
pesawat yang mungkin sebenarnya hasil karya di mana putra-putra bangsa turut
berperan dalam produksinya. Mungkin bangsa ini masih sangat ‘luar negeri
minded’ dan justru memandang sebelah
mata hasil karya anak bangsa.
Prof. Habibie sejak dulu sudah
sadar, negara kita adalah negara kepulauan. Ada lebih dari tujuh belas ribu
pulau yang negara ini miliki. Maka kebutuhan akan industri-industri strategis
mutlak diperlukan oleh negara ini. Negeri ini perlu industri kereta api, mobil
dan motor di darat, perlu industri kapal untuk memperoduksi kapal-kapal
berkualitas untuk menghubungkan jalur laut, perlu industri pesawat terbang
untuk jalur udara, serta alutsista yang handal dari ketiga industri tersebut
untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan negara. Selain itu, yang terpenting juga
negeri ini perlu sistem pendidikan yang berkualitas untuk mencetak putra bangsa
yang cerdas dan yang tak kalah vital negeri ini harus memiliki tingkat
kesehatan yang baik untuk mencetak putra bangsa yang berkualitas. Semua hal ini
diperlukan untuk menunjang pemerataan perekonomian dan pembangunan.
Sekarang tengoklah, pembangunan
seakan terpusat. Tiap kali melihat liputan mengenai daerah perbatasan di
televisi, ko ya miris banget. Padahal menengok daerah perbatasan negara sebelah
sudah lebih bagus pembangunannya. Ingat, daerah perbatasan itu serambi negara,
buatlah ia tampak elok. Ketika sudah ‘dicaplok’ tetangga aja baru deh pada
lomba ngomong. Itu juga ngomong lho ya, tak bertindak secara tegas.
Banyak putra bangsa ini yang memiliki prestasi dunia. Hampir tiap olimpiade sains digelar maka ada anak bangsa yang menyabet gelar juara. Lalu ke mana mereka pergi selama ini? mengapa tidak ada gaungnya di negeri ini? harusnya mereka adalah ‘generator’ bagi pembangunan bangsa untuk mengembalikan kejayaan negri ini. Apa karena ketiadaan dana?dukungan? atau industri dan teknologi yang belum ada? Kalaupun belum mengapa tak direncanakan sejak sekarang? Dan memulai mengerjakannya, bukan sama sekali tak ada progres.
Memang perlu disadari untuk
merubah ini butuh perjuangan yang amat keras, tak akan cukup mengandalkan
seorang atau beberapa orang, ini membutuhkan seluruh masyarakat dan jajaran
pemerintahan. Penting untuk dikoreksi terlebih dahulu adalah mental masyarakat
dan pemerintahan. Menghancurkan budaya korupsi di negeri ini merupakan hal yang
harus menjadi prioritas utama.
Artikel yang lain : Pantai Sawarna dan Kota Seribu Angkot.
Artikel yang lain : Pantai Sawarna dan Kota Seribu Angkot.