Para Dokter dan Pemimpin Negara

Seorang yang notabene WNA begitu tajam dalam menganalisa dan memikirkan bangsa ini. Apa kita tidak malu??

Tulisan ini dibuat oleh Gene Netto seorang WNA asal Selandia Baru

“Dalam membahas sorang pejabat yang wafat di luar negeri, saya tidak berniat membahas “satu orang itu saja” dan juga tidak berniat menjelekkan nama satu orang. Tapi saya ingin membahas “SEMUA PENGUASA” (pejabat, politikus, kaum elit, pengusaha, dsb) sekaligus, dan hanya ingat pada hal ini lagi karena kemarin ada kasus baru. Sebelumnya, pernah terjadi beberapa kali dan saya pernah komentari dulu juga. Jadi tujuan saya adalah untuk membuka topik tentang semua pejabat yang setara, yang hampir selalu kabur ke luar negeri pada saat sakit.

Menurut pendapat saya, para pejabat itu sendiri yang mencipatakan sistem kesehatan yang kurang baik di sini karena tidak pernah mau dukung fakultas kedokteran dengan benar. Perlu bukti? Coba tanya pada dokter yang pernah kerja di beberapa kota, dan tanya tentang fasilitas rumah sakit, dan fasilitas di Fakultas Kedokteran dalam semua universitas negara yang sangat minim, tua dan serba jelek. Atau coba periksa sendiri. Saya pernah beberapa kali kunjungi sebuah fakultas kedokteran di Jakarta dan melihat gedung tua yang rusak, alat tua yang tidak berfungsi, dan kualitas semua fasilitas lain yang serba minim dan jarang diperbaiki karena selalu “tidak ada dana”.

Daripada kebanyakan penguasa, politikus, dan pejabat melakukan korupsi setiap hari, dan mencuri uang rakyat untuk diri sendiri dan keluarganya, dan hidup dalam keadaan takut akan ditangkap KPK, kenapa mereka tidak KUMPULKAN uang itu, dan membuat Fakultas Kedokteran dengan fasilitas paling modern di dunia? Lalu mereka juga bisa  GRATISKAN kuliah kedokteran untuk 10 ribu mahasiswa yang paling cerdas setiap tahun, dan pastikan SEMUA DOSEN Fakultas Kedokteran punya gaji yang baik per bulan sebagai tanda kehormatan terhadap para dosen kedokteran, karena kami semua sangat membutuhkan keahlian mereka untuk memajukan bangsa ini!! (Rakyat yang rawan sakit sangat merugikan ekonomi bangsa).

Kalau semua pejabat, penguasa dan politikus mau melakukan tindakan seperti itu, saya sangat yakin bahwa dalam beberapa tahun saja, Indonesia sudah menjadi salah satu negara yang paling maju dunia medisnya dan para dokter dan profesor kedokteran yang paling hebat di dunia akan antrian untuk datang ke sini untuk kerja sama dan mengajar mahasiswa kita, dan bahkan mungkin nanti akan ada pasien dari seluruh dunia yang mau datang ke sini untuk pemeriksaan dan operasi karena sangat percaya pada dokter kita.

Tetapi para plitikus dan pejabat TIDAK MAU melakukan itu. Mereka korupsi semua uang negara yang lewat tangan mereka dan pada saat jatuh sakit, mereka kabur ke Singapura, Amerika, Eropa dan sebagainya untuk dapet dokter yang baik UNTUK MEREKA SAJA. Dan dokter di barat itu dibayar dengan uang rakyat Indonesia yang dikorupsi oleh para pejabat dan penguasa itu.

Jadi kenapa tidak boleh kita bahas? Saya tidak mau fokus pada satu orang dan sebatas ingat tentang ini karena pernah dibahas dulu dan sekarang terjadi lagi. Mereka sendiri yang “menciptakan” kondisi ini dengan melakukan korupsi dan tidak peduli pada kemajuan dunia medis Indonesia.  Selama para penguasa tidak mau dukung dokter Indonesia, dijaminlah bahwa akan ada banyak dokter yang cukup “kacau” dan kurang berkualitas.

Seluruh sistem ini perlu diperbaiki. Dan para peguasa dan pejabat bisa mulai dengan cara mulai mendukung dan memberikan dana besar terhadap semua fakultas kedokteran!! Tapi mereka lebih suka korupsi..Jadi buat apa kita harus diam dan tidak boleh komentari perbuatan mereka yang tidak utamakan kepentingan bangsa ini???

Kemarin saya diskusi dengan teman saya Dr Irwan. Saya tanya, dibutuhkan berapa tahun sampai dia bisa masuk ruang operasi, dan lakukan operasi seperti “robot”, yang artinya sudah jalan seperti otomatis, karena begitu mudah dan terlatih, dan semua masalah yang muncul sudah dipahami dari A-Z sehingga tidak merasa bingung atau ragu-ragu lagi, dan bisa cepat bertindak?

Dia jawab : 14 TAHUN!!

Jadi, kalau dibutuhkan 14 tahun untuk menjadi “dokter bagus dan terlatih”, sedangkan pemerintah tidak mau mendukung para dokter, dan hanya mau memberikan fasilitas yang paling minim di fakultas kedokteran, bagaimana mungkin dokter Indonesia bisa semangat dan termotivasi untuk selalu memberikan pelayanan terbaik? Lalu selalu dikasih gaji yang sangat rendah dari pemerintah, sehingga bisa jadi ada pengemis di jalan yang dapat lebih banyak uang dalam 1 bulan! Jadi pada saat bisa praktik di rumah sakit swasta, yang dipikirkan mungkin adalah “kesempatan isi tabungan” karena kalau bantu pemerintah dengan kerja di Puskesmas dan tempat lain, setara dengan “kerja gratis” karena gaji begitu kecil. Kalau kita harus mengalami kondisi mereka selama bertahun-tahun, saya kira mayoritas dari kita sudah putus asa dan beralih profesi menjadi pengusaha saja, biar bisa kaya, Betul?

Jadi pemerintah tidak mau dukung para dokter Indonesia dari awal kuliah sampai akhirnya boleh praktik, tetapi untuk para pejabat dan penguasa, uang TIDAK KENAL BATAS. Mau studi banding puluhan kali, silakan saja! Mau renovasi rumah dan kantor mewah, agar lebih mewah lagi, silakan saja ! (Proyek di atas proyek, dan semuanya dipakau untuk kejar uang korupsi). Tapi jangan sampai para dokter bisa hudup dengan tenang, dan hanya perlu fous pada ilmu medisnya, tanpa perlu peduli pada uang karena sudah cukup. Jangan sampai!

Jadi, pemerintah, penguasa dan para pejabat yang sangat salah. Mereka tidak mau dukung dokter Indonesia dan selalu kabur ke luar negeri dan bayar dokter di sana untuk dapat pengobatan yang lebih berkualitas (dengan gunakan uang korupsinya). Tapi untuk rakyat Indonesia, cukup Puskesmas dan mantri saja! Dan untuk para calon dokter Indonesia dan para dosen kedokteran, yang paling minim saja yang diberikan!

Apa penguasa dan pejabat seperti itu berhak disebut pemimpin dan bahkan pahlawan bangsa? Di mana ada jiwa kepemimpinan mereka untuk memajukan bangsa ini, daripada memajukan isi tabungan mereka sendiri? Semoga dalam waktu dekat, kondisi ini bisa berubah, dan dokter Indonesia bisa bersaing dengan dokter paling hebat di dunia. Tapi kalau para penguasa negara ini tidak mau dukung mereka, mustahil aka terjadi kemajuan!”

Wassalam,


Gene Netto

Bacaan yang lain : Danau Lido dan Sawarna Beach (Pantai Sawarna-Bayah).
Previous Post Next Post