My Undergraduate Thesis - Phyllanthus niruri

ACUTE TOXICITY TEST OF Phyllanthus niruri  ON LIVER OF BALB/C MICE

Yeah...itulah judul undergraduate thesis saya. Alhamdulillah, sekarang telah dapat diakses di repositori UNDIP. Saya meneliti tentang toksisitas akut ekstrak air meniran (Phyllanthus niruri) terhadap hepar, kenapa saya tertarik melakukan penelitian ini? Simpel si, di masyarakat kita, Indonesia, masih berkembang persepsi bahwa segala macam obat yang "alami" itu tidak memiliki efek samping (ya..mungkin masyarakat mengenalnya sebagai tanaman apotik hidup), haduuhh...kalo gitu caranya, dokter di seluruh dunia udah dari dulu menggunakan tanaman obat ini secara langsung dong..jadi, sekalian saya ingin meluruskan persepsi masyarakat tentang bahan alami yang dianggap "tanpa efek samping" itu. 

Begini, dalam suatu tanaman obat *biar langsung mengerucut, itu terdapat jutaan (atau bahkan lebih) senyawa, dan hanya beberapa atau mungkin bisa hanya satu senyawa saja yang berkhasiat sebagai obat. Sedangkan yang lainnya mungkin berbahaya bagi tubuh kita, dengan demikian tidaklah benar kalau kita langsung memvonis bahwa tanaman obat (alami) itu tidak ada efek samping sama sekali terhadap tubuh kita. Saya jadi prihatin kalau liat iklan di TV yang bilang, "karena ini dari bahan alami, maka tidak ada efek samping terhadap tubuh", hm...geleng-geleng..

Oleh karena itu, para peneliti terus melakukan penelitian tentang bahan/senyawa apa dalam tanaman obat yang berkhasiat sebagai obat, lalu mereka mengekstraknya, memisahkannya dengan berjuta senyawa lain yang terkandung dalam suatu tanaman obat yang tengah ditelitinya kemudian mengisolasi senyawa tersebut untuk dimanfaatkan sesuai dengan khasiatnya (dijadikan obat). Jadi ga semudah seperti yang dibayangkan.

Lalu bagaimana dengan pengobatan herbal yang berkembang begitu pesat sekarang? ya, pengobatan herbal menggunakan tanaman obat secara langsung. Tapi itu masih berdasarkan bukti empiris saja atau pengalaman saja atau dengan penelitian yang minim. Tentunya tidak menutup kemungkinan adanya efek samping dari penggunaannya terhadap tubuh. Ingat, karena satu daun, atau satu batang, atau satu akar itu mengandung jutaan senyawa yang dapat bereaksi dengan tubuh kita. So, ga selamanya yang alami itu aman dan tanpa efek samping. Banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satu contohnya ya penelitian saya ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap tanaman obat tersebut agar bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Demi kemaslahatan banyak orang. 

Berita baiknya adalah bahwa kita mesti berbangga hati, karena negara kita memiliki keanekaragaman hayati yang begitu kaya, banyak tanaman obat yang potensial untuk kita teliti, kemudian kita kembangkan untuk menjadi obat asli Indonesia. Sehingga harapannya kita tidak tergantung pada obat dari luar, *waduuhh,,zaman kapan ya?. Oleh karena itu, di Fakultas Kedokteran Undip ada mata kuliah elektif Pengobatan Tradisional. Mata kuliah ini termasuk mata kuliah elektif unggulan bagi FK Undip. Diharapkan dari sini tumbuh banyak penelitian ilmiah tentang obat tradisional yang dikenal di masyarakat, agar penggunaan obat tradisional ini lebih efektif dan efisien. 

Tengoklah negara China yang terkenal dengan pengobatan tradisionalnya, mereka telah banyak meneliti tanaman obat yang ada di negaranya sehingga dapat dijadikan obat layaknya obat modern. Hal yang paling menggemparkan dunia kedokteran dewasa ini yaitu, ditemukannya senyawa artemisinin yang terkandung dalam tanaman Artemisia annua yang banyak tumbuh di negara tersebut. Senyawa ini ternyata sangat efektif membunuh parasit Plasmodium yang merupakan penyebab penyakit malaria. Bahkan sekarang artemisinin telah digunakan di seluruh dunia. Wow..bayangkan luar biasa bukan? 
Ironisnya tanaman Artemisia annua ini ternyata banyak tumbuh juga di Indonesia. Tapi sayang tanaman ini belum sempat tereksplor oleh para peneliti kita. Barulah dewasa ini berkembang juga penelitian tanaman obat ini di kalangan peneliti kita. Yah..rupanya pribahasa lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali berlaku di sini..hehe...

Sedangkan Meniran (Phyllanthus niruri) merupakan tanaman obat yang dipercaya berkhasiat sebagai imunomodulator dan juga hepatoprotektor. Tanaman ini juga telah dikembangkan menjadi fitofarmaka, bahkan obat patennya telah beredar di masyarakat. Penelitian saya bertujuan untuk mengkroscek dan mengembangkan meniran yang berasal dari Jawa Tengah, karena tiap tanaman yang tumbuh di suatu daerah memiliki kandungan kimia yang juga berbeda dengan daerah lainnya. Dalam hal ini Pemerintah Daerah Jawa Tengah ingin mengembangkan dan meneliti meniran yang tumbuh di sekitar Ungaran, diharapkan meniran di sini juga dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai tanaman obat asli Indonesia. Oleh karena itu, dilakukan penelitian toksisitas sebagai penelitian awal guna mengetahui daya ketoksikan tanaman tersebut.
Seperti sekarang, telah ada kurang lebih 7 (kalau saya tidak salah) obat tradisional yang telah lolos uji preklinik dan ditetapkan sebagai fitofarmaka. Yup, setiap obat tradisional akan menempuh berbagai uji untuk "lulus" sebagai obat. Uji tersebut meliputi uji keamanan hingga nantinya uji khasiat.

Kiranya, semoga penelitian saya dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah pengetahuan tentang obat tradisional dan pengembangan obat asli Indonesia. Amin..

Untuk mendownload undergraduate thesis saya silakan kunjungi link berikut :
Previous Post Next Post