Edisi Breast
Bayi 8 bulan, setelah dilakukan pemeriksaan fisik nangis
bukan kepalang, sembari menungguku menulis resep ibu yang kira-kira berusia 20
tahunan duduk di depanku. Karena si dede gak kunjung berhenti menangis tanpa
ragu ibu mengeluarkan “amunisi andalannya” tepat di depanku. Setelah menetek si
dede pun langsung ‘repeh’. Jiaaahh..betapa kagetnya..#asmefmanaasmef
Edisi Bawang Merah
Seorang ibu dengan diantar suaminya mengantarkan anak
pertamanya mengunjungiku. Dari awal masuk melalui pintu praktik telah tampak
wajah khawatir dari mereka berdua. Di pangkuan ibu tampak seorang anak
perempuan usia 10 bulan. Mukanya tampak layu dan pucat.
I : “Dok, tolong anak saya demam tinggi..”
D : “Sudah berapa lama, Bu..?”
I : “Sejak 2 hari lalu”
Singkat cerita setelah anamnesis selesai.
D : “Saya periksa dulu ya, Bu..tolong dibaringkan di tempat
tidur”
Mendekati si dede ini, hidungku mulai mencium bau yang aneh,
bau yang menyengat menusuk hidung. Aku coba abaikan bau ini dan tetap melaukan
pemeriksaan yang diperlukan, tiba saat harus memeriksa perut, aku tempelkan
stetoskop di perut si dede. Kok terasa ada yang mengganjal di bawah
stetoskopku, sampai-sampai suara yang ingin aku dengar tak dapat terdengar.
Dengan rasa penasaran aku singkapkan pakaian si dede. Daaann..sekarang aku tahu
asal bau yang menyengat hidung dari semenjak aku mulai periksa. Di perut si
dede ini penuh dengan irisan bawang merah. Katanya biar anginnya ke luar. Ya
ampuunn..ga gini juga kali bu..ckckck
Edisi Terasi Udang
Seorang laki-laki usia 23 tahun datang ke tempat aku diantar
oleh pamannya. Sambil teriak ia berkata
Pa : “Dok,, tolong keponakan saya tadi ketusuk kayu”
D : “Kayu apa pa?kejadiannya kapan?”
Ps : “Baru aja Dok..itu kayu ranting pohon di pinggir jalan.
Tadi kan saya lagi naik motor, trus pas lewat ternyata ranting itu tersangkut
di kaki saya, trus ada yang nancep di kaki saya Dok... “
Aku melihat kaki pasien dibungkus dengan kain yang kotor.
Setelah pasien berbaring di tempat periksa, setelah mengenakan hand scoen, aku
buka lilitan kain lusuh nan kotor itu perlahan-lahan. Semakin di buka entah
kenapa ko ada bau pesing yang semakin menyangat ke luar dari kaki si pasien.
Pikirku mungkin bau jempol kali ya...Tapi eh tapi, setelah semua lilitan kain
terbuka, sungguh terkejut aku melihat ada sepotong terasi udang utuh yang
menempel di atas luka tusuk pasien. Owalaahh...cara baru menangani luka ya,
Pa..?? rupanya ini asal bau aneh itu ckckck..
Aku penasaran dan menanyakan siapa yang menganjurkan
menempelkan terasi di luka. Paman pasien menjawab kata orang tua saya dulu,
Dok..katanya biar perdarahannya berhenti. Perdarahan sih mungkin berhenti, tapi
bukan karena terasinya yang jelas. Lebih karena balut tekan dengan kain. Yang
jelas mungkin malah udangnya yang masuk lewat luka..hahaha..:p