Jadi Pemuja Rahasia Itu Penuh Dilema

Sebelumnya, Cerita ini hanya imajinasi dari penulis *apa gambaran isi hati penulis ya?hehe.., nama dan karakter di sini juga. Bila ada kesamaan maka itu mungkin hanya ketidaksengajaan belaka.
----------------------------------------------------
Seorang pemuda yang bernama Daus telah memendam perasaannya pada seorang gadis yang telah 3,5 tahun dikenalnya. Namun, memang Daus pun tidak begitu dekat dengan sang gadis. Ada suatu hijab yang diketahui pasti olehnya. Sehingga ia hanya berperan sebagai secret admirer bagi sang gadis. Adalah Inta nama gadis tersebut.

Belakangan Daus mengetahui bahwa Inta telah dikhitbah oleh seorang laki-laki yang memang selama ini tampak dekat dengan Inta, memang ia tak mengetahui secara pasti dari mulut gadis itu, atau dari pihak laki-lakinya. Ia hanya menduga, tapi tentunya dengan bukti-bukti yang kuat menyokong. Inta tak "mengumumkan" juga, tapi tanda-tanda itu sudah dapat dirasakan Daus. 

Ternyata, kecurigaan Daus beberapa minggu kemudian menjadi terang, Inta telah secara terbuka mengakui, bahwa si fulan itu telah mengkhitbahnya, dan ia menerimanya. Betapa hancur hati Daus mengetahui hal ini. Kalau ditanya seberapa sakit hatinya si Daus ini, ya tentu saja sangat. Apalagi ditambah dengan begitu jauh langkah yang telah diambil Daus terhadap Inta. Rasanya mungkin melebihi rasa sakit seperti dijewer sama beruang...(^_^)

Seperti kebanyakan orang, di mana ketika menghadapi kesulitan dan persoalan yang sangat mengena di hati, maka biasanya orang tersebut segera "mengencangkan" ikat pinggang dan berdo'a serta beribadah dengan sangat khusyu memohon pertolongan Maha Pembolakbalik hati. Maka hal ini pula yang terjadi pada Daus. Tidak seperti biasa ia begitu lama 'itikaf di mesjid, tilawah begitu rajin, sholat sunah menjadi tak terlewatkan dan berzikir dengan khusyu. Herannya, kenapa saat itu saja, kenapa saat jatuh cinta dulu hal ini tak terjadi? Bahkan saat itu sedang takbirotul ihram pun wajah Inta masih terbayang. Hm..namanya juga manusia..

Tiada perasaan lain di hati Daus selain rasa sesak dan sedih, dia begitu murung dan serasa tak ada semangat untuk melanjutkan hidup. Sudah berbagai macam cara ia lakukan untuk menghapus bayang-bayang Inta. Dimulai dengan meningkatkan amal ibadah, sholat malam, membaca referensi tentang keikhlasan, berdo'a sekhusyu-khusyunya sampai puasa sunah sudah ia kerjakan. Tapi heran, rasa sesak di dada Daus tak kunjung hilang.

Pertemuan dengan Inta pun sudah sangat diminimalkan, berusaha tak berinteraksi terlalu jauh (kalau tak mau dibilang menghindar). Atau mencoba mengisi hati yang kosong dengan cahaya yang lain. Menyibukkan diri dengan hal yang positif pun sudah dilakukan oleh Daus. Hingga bertamsya ke puncak gunung, ke pantai dan tempat-tempat indah lain sudah dikerjakan. Namun hasilnya tetap nihil.

Hingga suatu ketika, seorang teman di halaqohnya bertanya secara frontal padanya. "Siapa yang membuatmu patah hati sodaraku?". Daus terperanjak mendengar pertanyaan temannya tersebut. "Dari mana kamu tahu hal ini saudaraku?". Plis deh Daus..ini udah jadi sindrom yang sangat khas bagi orang yang patah hati. "Apa kamu kira aku juga belum pernah patah hati, akh?" Dari sinilah kemudian Daus mulai bisa berbagi tentang apa yang tengah dirasakannya, sebagai teman curhat, temannya juga menjadi pendengar dan narasumber yang baik.
"wasta'inu bissobri wa sholah". Satu kalimat yang diingat Daus dari temannya tersebut. "Pintalah dengan sabar dan sholat". Mungkin ada benarnya ungkapan cinta tak harus dimiliki sendiri, melainkan ia harus dibagi kepada yang lain. Cinta berarti satu hati dengan yang dicintai, sedih bila ia sedih, dan sebaliknya senang bila ia senang. Dengan demikian kebahagiaan ia yang kita cintai akan menjadi kebahagiaan kita juga. Hati yang patah akan berubah menjadi indah...

*Hanya sebuah pengingat untuk selalu bersabar dan ikhlas. "jika sudah dituliskan di mega server lauhulmahfuzd kenapa mesti khawatir dan bersedih hati?"
Previous Post Next Post